Saturday, October 23, 2010

Pantai Dogong

Satu lagi tempat wisata di Banyuwangi yang layak dan patut di kunjungi, yaitu pantai Dogong. Pantai Dogong yang terletak di kawasan didesa Buluagung ini memiliki eksotika yang luar biasa di bandingkan dengan pantai-pantai  yang lain. Pantai Dogong  memiliki karakteristik ombak yang tinggi. Dimana ombak di pantai Dogong ini sangat tingi antra 2-3 meter.
Untuk dapat menuju pantai Dogong kita hanya memerlukan sepada motor (untuk mobil belum bisa) hingga menuju lokasi pantai Dogong. Sepanjang jalan menuju pantai dogong, kita juga akan melihat keindahan hutan Mahoni dan juga hutan mangrove.
Untuk anda yang memiliki anak kecil patut berwaswada, karena pantai Dogong ini merupakan pantai lepas, alhasil memiliki ombak yang sangat tinggi, jadi di pantai Dogong tidak di perkenankan untuk mandi. pantai Dogong ini dapat di gunakan sebagai pelepas kegundahan dan gegelisahan jiwa.. eleehhh

Wednesday, October 20, 2010

Tumpang Pitu Yang Malang

Setahun yang lalu saya menuliskan uneg-uneg tentang Tumpang pitu ku yang malang.
Karena Apa Kawasan hutan lindung di kaki Gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, diramaikan ribuan warga yang mencoba mengais harapan. Mereka Berbondong – bondong datang dari sejumlah daerah dengan tujuan sama : mencari emas.Sejak diungkapkan adanya kandungan emas du Gunung Tumpang Pitu beberapa tahun lalu, pro dan kontra rencana eksplorasi terus berkembang. Sejalan dengan penolakan warga sekitar yang sebagian besar adalah nelayan dan petani, sebuah perusahaan konsultan perusahaan pertambangan telah mengantongi izin dan melakukan eksplorasi awal guna meneliti kandungan emas di sana. Potensi emas yang diperkirakan mencapai puluhan ton tersebut terdapat di ribuan hektar lahan hutan lindung yang dikelola Perhutani itu.
Berita penemuan butiran emas oleh seorang warga setempat beberapa waktu lalu mampu menjadi magnet yang menarik ribuan warga lain berdatangan. Tanpa keterampilan dan peralatan memadai, mereka menggali, mengaduk dan mengais tanah di kaki gunung. Sungai dan sumber air dipenuhi warga yang mendulang emas hingga membuat kubangan lumpur di mana – mana.
Lahan hutan yang dulunya sunyi mendadak berubah menjadi ajang perburuan harta karun, diwarnai hilir mudik penambang dadakan. Iming – iming harga emas murni butiran mencapai Rp.300.000 per gram, membuat ribuan nelayan dan petani setempat beralih menjadi pemburu emas.

Keramaian penambangan liar tersebut tak berlangsung lama setelah aparat kepolisian dan keamanan setempat menutup lokasi itu dengan alasan merusak lingkungan hutan lindung. Namun, mengingat potensi yang telah terbukti kebenarannya, masih dimungkinkan terjadinya penambangan liar terselubung.


Kompas, 2009